Jumat, 31 Oktober 2008


Senjata Orang Mukmin adalah Do’a

Banyak orang berdoa tetapi doanya tidak mempengaruhi perilakunya, doa pada hakikatnya adalah penuntun kita untuk mengubah diri. Kalau kita mau merenungkan lebih jauh dan dalam mengenai hakikat doa maka kita akan malu dengan perilaku kita, ada riwayat di ceritakan dari ibnu Husain yang harus kita renungkan. Isinya mengenai Firman Allah swt yang berbunyi :
”Demi kemuliaan dan kebesaran-Kudan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-Ku di atas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain Aku dengan kekecewaan. Akan Aku pakaikan kepadanya pakaian kehinaan dimata manusia. Aku singkirkan ia dari dekat-Ku, lalu Kuputuskan hubunganKu dengannya.
Mengapa ia berharap kepada selain Aku ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan. Padahal sesungguhnya kesulitan dan hanya Aku yang dapat menyingkirkan-Nya? Mengapa ia berharap kepada selain Akudengan mengetuk pintu-pintu lainpadahal pintu-pintu itu tertutup?, padahal hanya pintuKu yang terbuka bagi siapapun yang berdoamemohon pertolongan dariKu.

Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan Aku karena dosa-dosanya yang besar, lalu Aku putuskan harapannya? Siapakah yang pernah mengetuk pintu-Ku lalu akau tidak bukakan?.

Aku telah mengadakan hubungan yang langsung antara Aku dengan angan-angan dan harapan seluruh makhluk-Ku. Akan tetapi, mengapakah mereka malah bersandar kepada selain Aku? Aku telah menyediakan segala harapan hamba-hamba-Ku, tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindungan-Ku.

Dan Aku pun telah memenuhi langit-Ku dengan para malaikat yang tiada pernah jemu bertasbih pada Ku, lalu Aku perintahkan kepada mereka supaya tidak menutup pintu antara Aku dan hamba-hambaKu. Akan tetapi, mengapa mereka tidak percaya kepada firman-firmanKu.

Tidakkah mereka mengetahui bahwa siapapun yang ditimpa oleh bencana yang Aku turunkan tiada yang dapat menyingkirkannya Aku? Akan tetapi mengapa Aku melihat ia dengan segala angan-angan dan harapannya itu, selalu berpaling dariKu?mengapakah ia sampai tertipu kepada selain Aku?

Aku telah memberitakan kepadanya dengan segala kemurahanKu apa-apa yang tidak sampai harus ia minta. Ketika itu semua Aku cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak lagi memintanya kepadaKu untuk segera mengembalikannya. Tetapi malah meminta pertolongan kepada selain Aku?

Apakah Aku yang memberi sebelum diminta, lalu ketika diminta tidak Aku berikan? Apakah Aku ini bakhil, sehingga dianggap bakhil oleh hambaKu? Tidakkah dunia dan akhirat itu semua milikKu? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu berada ditanganKu? Tidakah dermawan dan kemurahan itu adalh sifatKu?

Tidakkah hanya Aku tempat bermuaranya semua harapan? Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya selain daripadaKu?

Apa pula yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap, andaikan Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi, ’ mintalah kepadaKu!’ Akupun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikiran apa yang terpikir pada semuanya.
Dan semua yang Ku berikan itu tidak akan mengurangi kekayaanKu meskipun sebesar debu. Bagaiman mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedang Aku mengawasinya?

Sungguh alangkah celakanya orang yang terputus dari rahmatKu. Alangkah kecewanya orang yang berlaku maksiat kepadaKu dan tidak memperhatikan Aku, dan tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang haram seraya tiada malu kepadaKu.”

Alangkah indahnya untaian firman Allah swt diatas. Mengapa kita selalu berpaling dari jaminannya? Mengapa kita tidak menggunakan senjata kita sebagai seorang mukmin, berdoa itu bukan untuk orang yang lemah dan bodoh tetapi kebutuhan setiap manusia karena perjalanan hidup manusia yang berbeda setiap tingkat keimananannya dan Allah swt akan terus menguji setiap orang yang beriman maka Allah swt menyuruh kita untuk selalu berdo’a agar perjalanan hidup kita selalu mendapat petunjuk dariNya. Setiap orang punya masalah baik besar maupun kecil maka berdoa merupakan senjata bagi kita.
Ada juga orang yang sudah berdoa tetapi doanya tidak bisa merubah perilakunya karena makna doa yang ia baca tidak bisa mengubah perilakunya yang masih buruk, seharusnya doa menjadi penuntun perubahan dalam dirinya. Jika mengharapkan kaya maka harus bekerja keras, selain kerja cerdas tetapi mungkin juga masih belum bisa bekerja dengan ikhlas sehingga ada yang salah dengan perilaku kita. Kita mengaharapkan isteri kita sholehah sedangkan diri kita saja belum sholeh, kita mengharapkan anak kita rajin mengaji sedang orang tuanya sendiri malas mengaji.
Saudaraku, seharusnya malu dengan perilaku kita. Kita hanya bisa menyuruh sedang diri kita tidak mengerjakannya.


Semoga dengan berdoa bisa mengubah akhlak buruk kita.

1 Komentar:

Blogger kitez15 berkata...

bener banget tuh om, malah wa pernah denger kalo doa itu "otak" dari ibadah. yakinlah kalau hanya tempat meminta dan jangan ragu untuk meminta dengan cara berdoa. o, iya saya kan masih baru tentang dunia blog, tolong kasih comment ya di blog saya http://kitez15.blogspot.com

1 November 2008 pukul 08.36 

Posting Komentar

<< Home