Sabtu, 20 Desember 2008


Pegawai Swasta dan Pegawai Negri Sipil

Ketika saya cuti tiga hari (09 sampai 11 desember 2008) ada kisah menarik dari kejadian yang saya alami selama berurusan dengan birokrasi pemerintah terutama yang berhubungan dengan oknum salah satu PNS, selama tiga hari itu pula saya mendatangi tiga kantor pemerintahan secara mendadak layaknya pejabat pemerintah yang melakukan inspeksi mendadak terhadap perilaku PNS, karena memang saya bukan orang terkenal ataupun pejabat pemerintah sungguhan maka kegiatan saya tiga hari itu memang disengaja ingin mengetahui seberapa jauh pelayanan PNS terhadap Publio (masyarakat umum). Kantor pertama yang saya datangi adalah kantor SAMSAT BSD Serpong karena waktu itu ada tunggakan pajak kendaraan maka saya mengurusi sendiri, hari kedua saya mendatangi kantor kecamatan Kelapa Dua (Gading Serpong) untuk menanyakan prosedur pembuatan AJB sampai ke kantor BPN (Badan Pertanahan Nasional) wilayah kabupaten Tangerang di Tigaraksa, hari ketiga saya mendatangi cantor pelayanan pajak pratama (KPP Pratama) wilayah Tangerang Timur (Komplek kantor Walikota Tangerang) untuk mengurusi NPWP Pribadi. selama tiga hari itu pula saya gunakan untuk mengetahui birokrasi Pemerintah Daerah seperti apa, karena menurut Sarwono Kusuma Atmaja (Ketua DPD) beliau mengatakan di acara the candidat Metro TV bahwasanya birokrasi pemerintah daerahlah yang paling lemah (banyak penyelewengan) karena memang DPD dibentuk belum lama, jadi sangat jauh dibandingkan dengan DPR. DPD seperti anak bayi maka pemerintah harus menaruh perhatian besar terhadap perilaku pemerintah daerah. Yang saya alami ketika mengunjungi ketiga kantor tersebut memang sedikit ada perubahan meskipun yang terparah menurut saya ada dikantor kelurahan dan kecamatan. Agak geli ketika saya ingin mengetahui jalur administratif di kelurahan dan kecamatan (mungkin bagi mereka sudah terbiasa dengan kong-kaling-kong, pungutan liar, suap menyuap). Saya tidak menyalahkan PNS nya tetapi oknumnya yang masih belum mengerti dengan dinamika reformasi sekarang, akhirnya jangan heran ada oknum PNS yang sebelumnya bukan pengusaha setelah jadi PNS ingin punya sampingan sebagai pengusaha dan akhirnya mereka cari modal lewat uang-uang panas. Dalam bidang apapun, perilaku individu itu ada kecenderungan-kecenderungan kearah sana . Artinya kita jangan menyalahkan pengusaha yang tadinya memang mereka awalnya pengusaha kemudian pengusaha ini berbenturan dengan birokrasi pemerintah maka mau tidak mau mereka melakukan penyuapan karena birokrasi yang zhalim, akan tetapi lebih parah lagi kalau semua mental PNS yang memang tugasnya adalah melayani masyarakat tiba-tiba mendadak ia ingin menjadi pengusaha dan akhirnya mereka melakukan penyelewengan kekuasaan untuk usahanya, maka jangan heran jika ada oknum PNS yang baru tiba-tiba menjadi kaya yang sebelumnya memang ia bukan pengusaha tapi tiba-tiba kaya. Apapun bentuknya, dalam hukum islam semuanya ada batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh (halal dan haram).

Bukan bermaksud untuk menyudutkan para PNS tetapi kenyataannya banyak oknum yang seperti itu, paradigma itu berlaku untuk semua bidang profesi termasuk saya sebagai pegawai swasta, karena kalau mau dibeberkan birokrasi swasta pun lebih parah karena saya bekerja di swasta, semuanya tergantung individu diri kita, apakah kita mau meraba hati kita jika hal itu terjadi kedalam diri dan keluarga kita, seperti yang disinyalir dalam Al-Quran : ”jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.



Salam takzim
Udin S