Sabtu, 29 November 2008


Orang-orang yang dicintai Allah swt (Bagian 2)


Keempat, orang yang bertawakal.
Dalam surat Ali-Imran : 159, Allah swt menegaskan kepada kita semua .”sesungguhnya Allah swt mencintai orang-orang yang bertawakal kepadaNya.” tawakkal berarti berpasrah diri setelah kita melakukan ikhtiar dengan semaksimal mungkin, kadang kita terjebak pada arti tawakkal dengan mengartikan pasrah dengan tidak melakukan apapun, kalau bahasa jawa ”nrimo”. Ada juga arti tawakkal dipakai sebagai alasan atau dalih karena ketidakmampuan diri kita untuk terus semangat merubah keadaan diri.

Kelima, orang Adil.
Dalam surat Al-Hujurat : 9, Allah swt menjelaskan ”sesungguhnya Allah swt menyukai orang-orang yang berlaku adil.” ada juga redaksi hadits rasul saw yang menyebutkan bahwa keadilan dekat kepada ketakwaan, Allah swt menyukai pemimpin yang adil.
Namun kadang-kadng kata keadilan sering dipakai orang untuk menyudutkan orang lain sebagai alasan ketidakadilan dalam melakukan sesuatu, sehingga banyak orang berkata : ” Oo, dia orangnya tidak adil, dia orangnya zhalim, berat sebelah, ini ga adil.” padahal ukuran keadilan sangat relatif seperti seorang ayah yang memberikan uang satu juta rupiah kepada anak kuliahan tentunya akan sangat berbeda jikalau uang sebesar itu diberikan kepada anak TKnya, jadi kata-kata adil harus proporsional sesuai dengan kebutuhan. Begitupun Allah swt sangat mengetahui kebutuhan hambaNya, itulah sebagai bentuk keadilanNya. Allah swt akan membuktikan keadilanNya kelak diakhirat bahwa orang yang salah tetap salah dan harus dihukum, mungkin orang bisa lepas dari hukum dunia tetapi nanti diakhirat Allah swt akan membuktikan keadilanNya. Maka hati-hati jika kita dikasih titipan amanat terus kita tidak mampu berlaku adil maka pertanggung jawaban kelak diakhirat akan sangat berat. Jangan sampai kata-kata keadilan dipakai sebagai lipstik/ pemanis bibir untuk menarik simpatik orang atau untuk mengerahkan masa. Karena pada prakteknya keadilan agak berat diterapkan jika didalam hati orang itu belum ada keimanan dan ketakwaan. Allah swt mencintai orang yang adil, maka minimal kita bisa berlaku adil terhadap diri kita untuk mau jujur menerima keburukan-keburukan yang ada didalam diri kita, kasarannya kalau kita belum mampu untuk berlaku adil maka jangan bermimpi untuk memimpin orang lain.


Keenam, orang yang bersatu untuk berperang dijalan Allah swt
Dalam surat Ash-shaff : 4 : ”sesungguhnya Allah swt menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. Maka diperlukan suatu komunitas, suatu golongan untuk terus memperjuangkan nilai ajaran Allah swt, dengan kata lain meneruskan perjuangan Rasulullah saw dan Allah swt akan melindungi orang-orang yang menjaga dan membelaNya. Jika umat ini bersatu maka seperti bangunan yang tersusun rapih dan kokoh, tapi sangat disayangkan kelemahan umat islam ini hanya satu yaitu mudah untuk di adu domba, difitnah yang akhirnya tercerai berai, salaing curiga mencurigai, hasud, iri dengki yang semuanya disulut oleh api yang namanya adu domba. Bayangkan saja di indonesia, umat islam terbesar didunia tetapi mudah diadu domba. Banyak kyai, ustadz, pemuka agama, tokoh-tokoh masyarakat tetapi tidak mau bersatu, mereka lebih senang dengan berkelompok-kelompok, bikin komunitas sendiri-sendiri, memfitnah saudaranya sendiri, yang semuanya itu berawal dari penyakit-penyakit hati yang ada pada mereka.