
Teguran atau Sindiran
Ketika kita ditegur oleh seseorang yang tujuannya untuk mengingatkan diri kita maka seharusnya kita terima kasih terhadap orang itu karena sudah mengingatkan sehingga hidup kita tidak tergelincir pada kehancuran. Lantas jikalau kita merasa tersindir oleh teman yang mengingatkan diri kita berarti tandanya memang kita merasa seperti apa yang diingatkan teman kita tadi, sejauh mana kesensitifan perasaan kita terhadap sindiran sindiran adalah sejauh mana perbuatan-perbuatan yang kita lakukan artinya kalau kita tidak melakukannya kenapa kita harus merasa tersindir. Orang yang kebakaran jenggot adalah orang yang merasa hidupnya khawatir dengan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukannya, Karena kalau dia hidupnya lurus-lurus saja tidak akan merasa ketakutan tentunya. Kita tidak akan merasa tersindir jikalau kita tidak melakukan perbuatan-perbuatan buruk. Tetapi apa jadinya ketika teguran atau sindiran itu datangnya dari dalam diri kita dan itu pasti dialami oleh setiap manusia, baik anda maupun saya. Namun tergantung kesensitifan hati anda dalam merasakannya. Ternyata teguran atau sindiran yang selalu dialami manusia adalah kematian termasuk musibah didalamnya, kenapa kematian merupakan teguran atau sindiran kepada kita? Karena kematian menjadi pengingat diri kita untuk terus berbuat baik dan melakuakan yang terbaik dalam hidup. Ingat mati bukan menjadikan diri kita untuk lemah dan tidak mau melakukan sesuatu apapun, mengingat mati justru menambah semangat hidup kita untuk mempersembahkan yang terbaik dalam hidup kita karena hidupnya selalu dikejar-kejar oleh kematian sehingga ia harus semangat melakukan sesuatu yang baik.
Label: posted by: Udin Syamsudin
0 Komentar:
Posting Komentar
<< Home