Senin, 05 Mei 2008


Berinvestasi

Dalam islam berinvestasi itu diharuskan, namun orientasi investasi itu diarahkan kemana, islam selalu mengajarkan keseimbangan. Kalau kita berani berinvestasi untuk dunia, kenapa investasi untuk akhirat jarang dilakukan? Jangan sampai seperti fatamorgana. Mengutip pernyataan Dr. Motik Pramono, seorang Pengusaha dan Dosen. Menurutnya kalau kita berani beli tas seharga 100 juta rupiah hanya untuk kesenangan atau koleksi, kenapa kita tidak berani menginvestasikan 100 juta untuk investasi akhirat, misalnya uangnya bisa kita pakai untuk mendirikan sekolah buat anak yang kurang mampu, panti asuhan yatim piatu, atau yayasan sosial lainnya. Sepanjang untuk kemaslahatan manusia yang sifatnya sosial. Karena sekaya apapun manusia itu hanya titipan, rezeki dari Alloh melalui manusia yang lainnya, tidak mungkin Alloh kasih uang, ilmu atau apapun langsung turun dari langit, pasti melalui perantara lain. Maka disitulah ada haknya orang-orang tidak mampu, janda-janda tua, yatim piatu. Saya yakin siapapun anda atau agama apapun anda yang dikenang hanya kebaikannya, ketulusannya dan keikhlasannya untuk berbagi dengan sesama manusia yang lainnya. Coba anda perhatikan bangunan rumah yang mewah atau gedung pencakar langit yang kokoh, semua bangunan tersebut dibangun oleh kuli-kuli bangunan dan mereka tidak bermimpi untuk memiliki gedung atau rumah mewah tersebut, kenapa? Karena mereka sadar diri tidak akan meraihnya. Tetapi para kuli bangunan bangga sudah bisa membuatkan rumah seperti yang diinginkan para pengembang (majikannya).

Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyudutkan salah satu pihak atau orang-orang yang mempunyai kepentingan terhadap dunia baik secari materi atau kepentingan apapun. Namun yang saya kampanyekan adalah kalau kita berani berinvestasi untuk dunia maka kita juga harus berani berinvestasi untuk akhirat karena bagi umat islam akhirat adalah kampung halamannya, ketika anda pulang kerumah pasti anda akan bangga melihat hasil investasi yang selama ini anda tanamkan, islam sangat jauh visinya kedepan sampai-sampai Alloh menyuruh manusia untuk investasi diakhirat kelak. Karena akhirat tujuan akhirnya. Tidak mengapa anda memiliki harta banyak, istri cantik, kedudukan tinggi, tanah yang luas, perniagaan/usaha yang luas tetapi semua itu seharusnya dijadikan jembatan atau ladang amal/bekal untuk diakhirat.

Saya yakin dari latar belakang manapun anda, dari suku manapun anda, dan dari agama manapun anda, anda hanya akan dikenang karena kebaikannya. Banyak tokoh besar dari berbagai latar belakang yang saya sebutkan diatas, mereka besar bukan karena atribut yang mereka bawa karena semakin banyak atribut yang mereka bawa hanya menjadi beban mereka untuk naik keatas dan menjadi orang besar, kalau kita baca biografi dan alur pemikirannya mereka berpikir sederhana yaitu bagaimana bisa menjadi manusia yang bermanfaat buat orang lain. Jenderal Sudirman perawakannya kecil dan kemana-mana perang Gerilya ditandu oleh ajudannya, tetapi jenderal Sudirman sampai sekarang dikenang, Mahatma Ghandi dari India tubuhnya kecil dan ringkih tetapi memiliki semangat untuk memajukan bangsanya terutama rakyatnya maka sampai sekarang masih dikenang oleh kita, Ulama Besar Ayatulloh Khomaeni dari Iran, beliau hidupnya serba pas-pasan bahkan kalau kita baca biografinya rumahnya itu sangat kecil sekali, istrinya tidak pernah mengeluh dengan keadaannya. Rasulullohpun wafat tidak meninggalkan apa-apa kecuali Al-Quran dan As-Sunnah,bahkan semua kekayaan para sahabat habis untuk memperjuangkan dan membesarkan perjuangan islam, Siti Khadijah semua hartanya dipakai untuk membiayai visi dan misi Rasululloh saw, sahabat Rasul yang kaya seperti Abdurrahman bin Auf hartanya dipakai untuk perjuangan, artinya apa? Mereka tidak membawa atribut apapun karena semua hanya titipan. Mereka besar bukan membawa sesuatu atribut yang memberatkan mereka. Jadi tidak mengapa anda kaya tetapi kekayaannya untuk menolong orang, tidak mengapa anda berinvestasi untuk dunia tetapi kita pun harus mau berinvestasi untuk akhirat. Kalau anda berani membeli mobil seharga 1 milyar rupiah maka anda harus lebih berani menginvestasikan seharga 1 milyar rupiah untuk akhirat bahkan Alloh dalam firmanNya akan melipat gandakan pahala sedekah yang anda investasikan, jadi Alloh menantang anda semua dalam firmanNya untuk mau menginvestasikan yang anda punya, karena kalau kita melakukan transaksi perniagaan dengan Alloh maka perniagaan dengan Alloh lebih menguntungkan, kenapa? Karena kehidupan kita sehari semalam dalam genggamanNya, dalam pengawasanNya, udara kita hirup, air kita minum, dikasih nikmat yang banyak kita, semuanya gratis. Tetapi ketika nikmatNya dicabut dari kita maka semuanya tidak ada yang garatis, coba perhatikan di rumah sakit, orang susah bernapas harus dipakai alat pembantu, susah makan dan harus dibantu memakai peralatan, ini pertanda apa? Artinya manusia itu lemah jika nikmat-nikmat Alloh sudah dicabut dari semua anggota badannya. Kalau berinvestasi untuk dunia semua manusia kayaknya tidak perlu dinasihatkan karena sekarang kecenderungannya lebih besar kesana daripada berinvestasi ke akhirat.


Sudahkah kita berinvestasi akhirat?


Wassalam,

Udin Syamsudin
021 689 52 278

Label: