salam hangat: Udin Syamsudin
Saqinah, Mawaddah dan Warahmah
Semenjak saya menikah, banyak pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada saya membahas hal-ikhwal seputar pernikahan. Mulai awal ketika saya berjumpa dengan sang isteri dan pertanyaan sekitar cinta yang tumbuh diantara kami berdua. Saya katakan kepada orang yang bertanya kepada saya bahwasanya pernikahan kami adalah pernikahan yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah swt. Kami menikah dijalan Allah karena kami begitu cintanya kepada Allah. Kenapa saya menjawab seperti itu? Karena sebelum menikah dengan saya, saya menemukan sinyal yang kuat didalam isteri saya bahwa beliau begitu cintanya kepada Allah. Saya yakin dalam teori ilmu kimia sekalipun dijelaskan bahwa unsur yang senyawa akan dipertemukan dengan unsur yang senyawa lagi, begitupun dengan isteri saya ada semacam senyawa yang kuat yang melekat kedalam diri saya yaitu kecintaannya kepada Allah swt. Sehingga kalau kita sudah betul dan benar cintanya kepada Allah maka sinarnya akan terpantul kepada setiap orang yang mempunyai kesamaan yang sama yaitu mencintai Allah. Mungkin anda dan saya sering memperhatikan bahwa pasangan kita itu adalah cerminan siapa diri kita sesungguhnya, maka ketika kita berani mengambil keputusan untuk menikah maka kita sudah siap bercermin dengan diri kita yang sebenarnya, jadi nda usah malu kalau kita punya pasangan yang tidak sesuai dengan kriteria diri kita, ya mungkin diri kita juga masih banyak kekurangannya yang harus dibenahi dan diperbaiki, hubungannya dengan konteks saqinah, mawaddah dan warahmah dalam pernikahan adalah ketika didalam rumah tangga ada rasa ketenangan jiwa, ketentraman batin dan kesejukan hati maka disitulah timbul rasa mawaddah yaitu rasa cinta yang bergejolak, tetapi rasa cinta itu hanya sebatas kulit saja karena bisa jadi dimulut kita mengatakan cinta tetapi kenyataan bisa saja berbeda dan setelah cinta tumbuh maka ada benih-benih kasih sayang yang dalam (warahmah) diantara berdua. Begitulah tahapan orang berumah tangga, karena tujuan menikah adalah ketenangan, kemudian muncul rasa cinta dan rasa cinta pun masih kamuflase karena harus dibuktikan lewat pengorbanan-pengorbanan, kalau cintanya benar hanya karena Allah tetapi kalau cintanya bukan karena Allah yaitu cinta dunia misalnya maka yang terjadi bukannya ketenangan tetapi musibah yang semakin berlarut-larut, setelah cinta yang benar maka akan tumbuh rasa kasih sayang yang luar biasa yang meskipun usia sudah tua renta, kulit mulai keriput tetapi kasih sayangnya tidak akan luntur dimakan waktu, diterpa badai dan ombak bahkan meskipun berpisah didunia mereka akan tetap sayang diakherat kelak. Maka, saran saya adalah segera temukan siapa pasangan hidup anda, soal kecocokan itu tergantung persepsi anda karena cocok itu tergantung siapa diri anda, mungkin anda kecocokannya dalam hal mencari dan memburu materi, mungkin anda cocoknya dalam hal mengejar prestise dan banyak kecocokan-kecocokan lainnya dan itu semua tergantung kecocokan masing-masing pribadi anda, dalam teori ilmu kimia unsur yang senyawa akan bertemu dengan unsur yang senyawa lagi begitupun diri anda dan saya tentunya.
Terapkan saqinah, mawaddah dan warrahmah di diri kita.
0 Komentar:
Posting Komentar
<< Home