Selasa, 12 Agustus 2008

Hidup bagaikan Mimpi

Tak terasa seminggu sudah terlewati masa-masa dimana saya menjalani kehidupan yang baru, keluarga baru, kondisi dan situasi yang serba baru dan kata-kata seperti itu yang selalu diucapkan kepada kedua mempelai ketika menempuh hidup yang baru, “selamat menempuh hidup baru”. permasalahannya adalah kita harus siap dengan segala perubahan dalam hidup ini, siap menerima kenyataan dalam hidup ini dan sebagaimana pada kebanyakan umumnya ketika menikah yang harus benar-benar dipersiapkan adalah kondisi mental spiritual. Karena segala sesuatu tergantung pada niatnya. Menikah selain sunnah rasul dan menyempurnakan separuh agama maka tinggal separuh agama lagi yang harus dicapai oleh suami istri tersebut dengan cara bergaul dengan masyarakat dan mengimplementasikan kehidupan beragama yang beradab sehingga tercipta peradaban ummat yang dimulai dari prototype keluarga kecil muslim.

Saya yakin anda dan saya memimpikan kehidupan yang damai, tentram dan bahagia seperti masyarakat Madinatul Al-Munawarah, dan pada akhirnya manusia bisa berkembang sejalan dengan ilmu pengetahuan.

Bangun………..hidup anda bukan mimpi lagi tetapi kenyataan yang harus dijalani dan disyukuri